Dalam waktu kurang dari satu dekade, robot dapat mengambil alih 52% pekerjaan, memaksa manusia untuk memikirkan kembali bagaimana mereka menangani pekerjaan.
Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang berbasis di Jenewa, jumlah robot yang mengambil alih pekerjaan dari orang-orang akan berlipat ganda dari 29 persen saat ini.
Thinktank memperingatkan mesin dapat memaksa 75 juta orang keluar dari pekerjaan sedini 2022.
WEF mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari ini: "Pada 2025, lebih dari setengah dari semua tugas pekerjaan akan dilakukan oleh mesin, dibandingkan dengan 29% hari ini."
Meskipun ribuan orang kehilangan pekerjaan mereka selama empat tahun ke depan, WEF berpikir hampir dua kali lebih banyak peluang pekerjaan akan dibuat.
Perbaikan otomatisasi di tempat kerja, kecerdasan buatan dan teknologi dapat menciptakan sebanyak 133 juta pekerjaan baru untuk umat manusia.
Ekonomis Universitas Boston Pascual Restrepo mengatakan pada bulan Februari tahun ini proses mesin mengambil alih pekerjaan dari manusia telah terbukti selama 200 tahun terakhir.
Tapi survei yang lebih mengerikan dari 46 negara dan 800 lingkungan kerja yang berbeda pada tahun 2017 menemukan jumlah orang yang dipaksa keluar dari pekerjaan oleh mesin bisa mendekati satu miliar pada tahun 2030.
Laporan yang diterbitkan oleh McKinsey Global Institute mengatakan hingga seperlima dari total tenaga kerja dunia akan merasakan efek otomatisasi.
Menurut laporan itu, operator mesin dan pekerja industri makanan bisa terpukul paling keras dalam 12 tahun ke depan.
Laporan ini menyimpulkan bahwa munculnya robot akan menciptakan pekerjaan baru, tetapi beberapa negara harus berinvestasi besar dalam angkatan kerja untuk tetap berada di depan.





